- FDMA
FDMA adalah sistem multiple access yang menempatkan seorang
pelanggan pada sebuah kanal berbentuk pita frekuensi (frequency band)
komunikasi. Jika satu pita frekuensi dianggap sebagai satu jalan, maka
FDMA merupakan teknik “satu pelanggan, satu jalan”. Pada saat pelanggan
A sedang menggunakan jalan itu, maka pelanggan lain tidak dapat
menggunakan sebelum pelanggan A selesai. Jadi, kalau dalam waktu yang
bersamaan ada 100 pelanggan yang ingin berkomunikasi dengan rekannya,
maka sudah tentu diperlukan 100 pita frekuensi. Kalau setiap pita
memerlukan lebar 30 Kilo Hertz (kHz) dan frekuensi yang digunakan
berawal dari 890 Mega Hertz (MHz), maka:
- Pita frekuensi kanal 2 mulai dari 890,030 MHz hingga 890,060 MHz
- Pita frekuensi kanal 3 mulai dari 890,060 MHz hingga 890,090 MHz
- dan seterusnya.
Sedangkan lebar total seluruh pita yang digunakan adalah:
100 x 30.000 Hz = 3.000.000 Hz = 3 MHz.
Artinya, jika frekuensi yang digunakan mempunyai batas bawah 890 MHz, maka batas atasnya adalah 893 MHz.
- TDMA
Berbeda dengan FDMA yang memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai
satu pelanggan, TDMA memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai
beberapa pelanggan. Jadi kanal-kanal komunikasi dirupakan dalam bentuk
slot-slot waktu. Slot waktu adalah berapa lama seorang pelanggan
mendapat giliran untuk memakai pita frekuensi. Satu slot waktu
digunakan oleh satu pelanggan. Slot-slot waktu ini dibingkai dalam satu
periode yang disebut satu frame. Jadi misalkan ada 10 pelanggan yang
masing-masing adalah A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J, maka dalam satu
frame terdapat 10 slot waktu yang merupakan giliran tiap pelanggan
untuk menggunakan pita frekuensi yang sama.
Proses komunikasi multi-access dilakukan dengan menjalankan frame
ini berulang- ulang sehingga akan muncul urutan giliran pemakaian
saluran seperti: A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-A-B-C-D- E-F-G-H-I-J-A-B-C-dan
seterusnya. Tentu saja harus ada pembatasan jumlah pelanggan yang
menggunakan satu pita frekuensi ini. Jika tidak dibatasi, periode frame
akan terlalu panjang dan akibatnya timbul komunikasi terputus-putus
yang mengganggu pembicaraan.
Karena sifatnya yang tidak kontinyu (tidak terjadi pemakaian pita
frekuensi terus menerus oleh satu pelanggan dalam satu periode
pembicaraan), maka teknik TDMA hanya dapat mengakomodasi data digital
atau modulasi digital. Sehingga sinyal-sinyal analog yang akan dikirim,
harus diubah menjadi format digital dahulu.
- CDMA
Teknik CDMA adalah temuan yang lebih baru dibandingkan dengan FDMA dan
TDMA. Teknik CDMA berawal pada tahun 1949 ketika Claude Shannon dan
Robert Pierce (yang banyak jasanya untuk kemajuan teknologi
telekomunikasi saat ini) menyampaikan ide dasar CDMA. Teknik ini
merupakan temuan yang brilian karena kanal yang satu dengan lainnya
tidak dibedakan dari frekuensi/FDMA atau waktu/TDMA yang secara awam
lebih mudah dipahami, melainkan dengan perbedaan kode. Jadi pada CDMA,
seluruh pelanggan menggunakan frekuensi yang sama pada waktu yang sama.
CDMA (juga disebut DSSS/ direct sequence spread spectrum) merupakan
salah satu dari dua jenis teknik murni spread spectrum multiple access
(SSMA). Jenis lainnya dikenal sebagai FHMA (frequency hopping spread
spectrum). Kedua jenis ini tergolong SSMA karena sinyalnya tersebar
(spread) pada spektrum pita frekuensi yang lebar. Pada CDMA, penyebaran
sinyal diperoleh akibat proses perkalian data input (yang mempunyai
waktu perubahan lambat) dengan kode PN (yang mempunyai waktu perubahan
cepat).
Walaupun pita frekuensinya lebar, tegangan sinyal yang dihasilkan
sangat kecil, menyerupai noise (bising) yang selalu menyertai gelombang
radio. Sehingga apabila dimonitor oleh penerima lain, sinyal yang
dipancarkan oleh pengirim berbasis CDMA hanya berupa noise (seolah-olah
menunjukkan ketiadaan sinyal pancar) yang tidak mengganggu sinyal
lain. Sifat CDMA yang lain adalah kemampuannya untuk tahan terhadap
jamming (penutupan oleh sinyal yang lebih kuat) pada pita frekuensi
sempit. Hal ini terjadi karena jamming pada pita frekuensi sempit itu
tidak akan mengganggu sinyal-sinyal CDMA yang tersebar di pita
frekuensi lain.
Walaupun begitu jika diterapkan pada telepon seluler, CDMA mempunyai
masalah yang disebut near-far problem. Masalah ini terjadi akibat
pemakaian pita frekuensi yang sama pada waktu yang sama. Akibatnya,
pelanggan yang paling dekat dengan base station (BTS) akan mendominasi
BTS karena sinyalnya diterima (oleh BTS) paling besar dibandingkan
dengan pelanggan lain yang jaraknya lebih jauh. Bagi pelayanan yang
baik, hal itu tidak diharapkan. Untuk mengatasinya dipakailah teknik
power control. Teknik ini menyebabkan BTS memerintahkan ponsel
pelanggan untuk mengurangi daya pancar (secara otomatis) ketika
sinyalnya diterima paling besar. Sehingga seluruh pelanggan di areal
cakupan BTS akan diterima dengan besar sinyal yang sama
0 comments:
Post a Comment